Kamis, 04 April 2013

Puncak Acara Lomba Menulis Puisi KSS PBSI UAD


 

Hari Rabu, tepatnya tanggal 3 April 2013 terasa begitu khitmat. Sekitar pukul 20.00 WIB, Hall yang biasanya sudah sepi dari hiruk pikuk mahasiswa terdapati sekitar 35 mahasiswa PBSI, mereka duduk diatas tikar menghadap podium biru berhimpit sisi dinding berlambangkan UAD. Jika dilihat sepintas hal ini cukup memberi tanda tanya bagi mereka yang tak tahu sedang ada acara apakah malam itu. Manusia Cinta, itulah tulisan yang terpampang di ruangan yang sudah ditata sedemikian rupa. Benar saja, malam itu adalah puncak acara diumumkanya lomba menulis puisi yang diadakan oleh pihak KSS PBSI.
Kelompok Studi Sastra Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (KSS PBSI) memang punya banyak andil dalam merangkul para Mahasiswa PBSI yang punya banyak kreatifitas dalam berkarnya. Hal ini dapat dilihat dari rutinitasnya dalam melakukan diskusi sastra bersama mahasiswa UAD itu sendiri maupun mereka yang sudah jadi alumni UAD. Semua itu tentu sangat membantu mereka mereka mahasiswa yang menekuni dunia sastra khususnya mahasiswa PBSI dalam mencari ilmu yang mungkin tak sempat mereka dapatkan di bangku kuliah.
Pada malam penganugrahan juara, meski jumlah peserta tidak mencapai target yang direncanakan oleh pihak panitia, namun nampaknya hal itu tidak mengurangi kemeriahan dan antusias mahasiswa dalam menantikan siapa yang akan keluar menjadi juara lomba. Dengan 2 pembawa acara yakni Ichsan Yunianto Nuansa Saputra dan Bibit Santoso, acara penganugrahan juara berlangsung dengan cukup meriah. Juri lomba puisi adalah seorang sastrawan Jogja yakni Bapak Hari Leo Air, beliu nampak menunggu giliran di barisan paling belakang peserta lomba yang dengan santainya duduk sambil menikmati rokok kretek.
Acara pertama diisi dengan membacakan nama-nama pemenang lomba, mulai dari Juara harapan 2 yang di juarai oleh Widya Prana Rini, kemudian Juara harapan 1 oleh Niswatun Khasanah, Juara 3 oleh Ari Prasetyo Nugroho, Juara 2 oleh Arfiansyah Panji Punandaru dan Juara pertama yang dijuarai Oleh Aditya Dwi Yoga. Masing-masing pemenang mendapatkan trofi dan juga sertifikat, sedang peserta yang masih belum mendapatkan kesempatan menjadi juara pada event tersebut mendapatkan buku dokumentasi puisi tak terkecuali mereka yang menjadi juara lomba. buku dokumentasi tersebut berjudul Manusia Cinta.
Setelah serah terima penghargaan, acara dilanjutkan ke bagian bedah puisi. Pemateri malam itu ialah Bapak Wahid Eko Purwanto yang juga dosen PBSI UAD, beliau bersama Juri lomba yakni Bapak Hari Leo Air di Moderatori oleh Angga Trio Sanjaya yang juga mahasiswa PBSI UAD. Pada malam itu yang tak kalah menarik ialah turut hadirnya para mahasiswa asing Cina yang juga merupakan mahasiswa UAD. Mahasiswa-mahasiswa tersebut datang dengan didampingi oleh Iqbal H Saputra yang merupakan Alumni PBSI UAD, dan mereka berjumlah 9 orang.
Acara selesai sekitar pukul 22.00 WIB. Sebelum berakhirnya acara sempat dilakukan sesi tanya jawab antara peserta lomba dan pemateri. Dalam sesi tanya jawab yang cukup singkat itu Bapak Leo mengungkapkan beberapa hal penting tentang berpuisi. “Puisi tidak menjanjikan apa-apa, tetapi kenapa kita masih menulis puisi” ujarnya. Maksud daripada kata kata itu ialah betapa puisi memang bukanlah prioritas utama hidup seseorang, namun nampaknya puisi selalu punya tempat yang istimewa dalam diri tiap manusia. Dan seakan tak mau kalah, Bapak Wahid juga ikut menimpali, “puisi itu harus bercerita, apapun puisinya” tandas dosen yang selalu berpenampilan sederhana ini.


(Rio Pamungkas)

By Blog KRESKIT with No comments

0 komentar:

Posting Komentar